Kejahatan seksual semakin marak di Sumatera Barat, terlebih di Kabupaten Padang Pariaman dan kota Pariaman.
Dalam beberapa bulan ini polisi telah menangkap puluhan pelaku tindak pidana kejahatan seksual baik pemerkosaan maupun pencabulan.
Direktur Nurani Perempuan, Rahmi Meri Yenti menyebut bahwa kejahatan seksual terhadap perempuan hampir merata di kawasan Sumbar.
“Dari laporan yang kami terima, kejatan seksual terhadap anak-anak dan perempuan hampir merata terjadi di daerah Sumbar,” ungkap Meri, baru-baru ini menjawab Sumbarkita.
Ia menjelaskan, tidak hanya di Kota Pariaman dan Padang Pariaman, daerah lain juga terjadi kasus ini.
Menurutnya, belakangan kasus ini terkuak lantaran adanya kesadaran dari pihak korban melapor ke polisi atau pihak terkait.
“Sehingga banyak yang viral. Dari kasus kejahatan seksual itu yang paling banyak terjadi adalah pemerkosaan ketimbang cabul saja,” bebernya.
Maka itu, kata Meri lagi, pemerintah dan kepolisian harus memprioritaskan penanganan kasus ini.
“Alasan begini, banyak pelaku kejahatan seksual itu adalah orang terdekat korban dan pelaku itu juga merupakan tulang punggung keluarga,” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, penangkapan pelaku berdampak pada kemiskinan keluarga tersebut.
Di balik kejahatan seksual tersebut seluruh elemen masyarakat bahkan pemerintahan, DPRD, OPD terkait dan lembaga kerapatan adat Minangkabau tidak berdaya dibuatnya.
Hingga hari ini belum tampak keseriusan atau cara yang ampuh dilakukan oleh pemerintahan untuk menangani kasus kejahatan seksual ini.